PENGARUH
PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PONSEL IPHONE PADA MAHASISWA
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA
Oleh
PUNGKI
OKTAVIANI
NPM.
16213948
PROGRAM
STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Ekonomi
telah mengalami perubahan radikal dalam dua dasawarsa terakhir. Jarak dan
budaya telah menyempit dengan adanya sambungan telepon, komputer global, dan
teknologi internet. Perkembangan teknologi telah mengalami kemajuan yang cukup
pesat terutama dalam teknologi informasi yang berkembang sangat pesat seiring
dengan terus berkembangnya arus globalisasi dalam semua bidang yang membutuhkan
sarana informasi global yang cepat. Hal ini berdampak terhadap kebutuhan sarana
komunikasi yang semakin meningkat. Apalagi bila dilihat dari pola pikir
masyarakat sekarang ini yang semakin kritis, informatif dan ingin bertindak
secara praktis. Masyarakat kita adalah bagian dari masyarakat global sehingga
mereka membutuhkan sarana informasi yang handal dalam menunjang segala
keinginannya.
Salah
satu jasa telekomunikasi yang berkembang pesat di tanah air adalah jasa telepon
seluler. Hal ini dapat dimaklumi mengingat telepon sudah menjadi kebutuhan yang
sangat penting dewasa ini dan seakan sudah menjadi kebutuhan primer bagi
masyarakat. Dengan semakin meningkatnya mobilitas dan perubahan gaya hidup
masyarakat, kebutuhan akan sarana telekomunikasi bergerak semakin meningkat.
Pemasaran berkembang
dengan pesat dan memahami perilaku konsumen menjadi salah satu strategi dalam
keberhasilan memasarkan produk. Menghasilkan suatu produk yang diinginkan
konsumen akan mengefisienkan kegiatan pemasaran, melalui pemahaman perilaku
konsumen akan diperoleh informasi bagaimana konsumen mengembangkan sejumlah
alternatif dalam pembeliannya. Informasi ini akan menjadi fokus kegiatan
pemasaran untuk mendesain produk, harga, bauran promosi, distibusi sampai
dengan sistem pelayanan sesuai dengan yang diperlihatkan konsumen melalui
perilakunya.
Kotler (2009)
mengemukakan bahwa perilaku konsumen sebagai berikut : "Studi mengenai
konsumen itu sendiri bagaimana seseorang, kelompok atau organisasi memilih,
membeli, menggunakan serta mengatur barang dan jasa atau pengalaman untuk memuaskan
kebutuhan mereka".
Pengertian tersebut bermakna bahwa perilaku
konsumen merupakan perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli,
menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang
diharapkan dapat memuaskan konsumen dan juga dapat memuaskan kebutuhannya
dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan. Dengan demikian konsumen
akan mengembangkan sejumlah alternatif untuk sampai kepada keputusan membeli
atau tidak membeli suatu produk atau jasa.
Salah satu perusahaan
yang memperhatikan perilaku pasar dan mampu menarik minat konsumen untuk
membeli produk yang ditawarkan adalah perusahaan Apple. Apple adalah perusahaan
Amerika yang bergerak dibidang telekomunikasi. Produk yang mereka luncurkan
adalah telepon genggam atau telepon seluler dengan merek iPhone.
Seperti yang diketahui
telepon genggam atau telepon seluler merupakan salah satu dari perkembangan
teknologi. Telepon seluler telah mengubah peta industri telekomunikasi secara
radikal di Indonesia. iPhone adalah perangkat
genggam nirkabel (wireless handheld
device) yang mendukung kemampuan layanan e-mail gegas/cepat (push-mail), pesan pendek, faksimili internet,
berselancar internet dan berbagai kemampuan nirkabel lainnya.
Pengambilan keputusan
konsumen dalam pembelian handphone
merek iPhone juga dipengaruhi oleh adanya kebutuhan mencari variasi. Kebutuhan mencari
variasi merupakan komitmen secara sadar untuk membeli merek lain karena
individu terdorong untuk menjadi terlibat, terdorong ingin mencoba hal baru,
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap hal baru yang tujuannya adalah
untuk mencari kesenangan atau untuk melepaskan kejenuhan dari merek yang biasa
dipakainya (Kotler. 2009).
Untuk menarik minat
beli konsumen pemasar harus melihat lebih jauh bemacam-macam faktor yang
mempengaruhi konsumen dan mengembangkan pemahaman bagaimana konsumen melakukan
keputusan pembelian untuk meraih keberhasilan bagi perusahaan. Perilaku konsumen
adalah merupakan perilaku yang
diperlihatkan oleh konsumen dalam usahanya untuk membeli, memilih, menggunakan
dan mengevaluasi produk serta jasa yang diharapkan mampu memuaskan kebutuhan dari
konsumen.
Seperti yang diketahui bahwa kemajuan kehidupan
bisnis di jaman sekarang ini menimbulkan persaingan yang semakin ketat. Tentu
saja hal tersebut menjadi pemikiran bagi para pengusaha bisnis dalam memenangkan
persaingan oleh karenanya para pelaku bisnis perlu mempertimbangkan faktor
prilaku dari pasar yang hendak dimasukinya dimana nantinya dari mempelajari
prilaku pasar maka para pengusaha/produsen mampu untuk mempengaruhi konsumen
dalam melakukan pembelian produk yang diatawarkannya.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis
tertarik untuk membahas, mengkaji lebih jauh tentang penelitian yang akan
dilakukan ini dengan menganalisis lebih lanjut dan menuangkannya kedalam bentuk
proposal dengan judul “PENGARUH PERILAKU
KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PONSEL IPHONE PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA”
1.1 Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka perumusan
masalah yang akan diteliti adalah:
1.
Apakah faktor budaya
mempengaruhi keputusan pembelian ponsel merek iPhone?
2.
Apakah faktor sosial
mempengaruhi keputusan pembelian ponsel merek iPhone?
3.
Apakah faktor pribadi mempengaruhi
keputusan pembelian ponsel merek iPhone?
4.
Apakah faktor
psikologis mempengaruhi keputusan pembelian ponsel merek iPhone?
1.2 Tujuan Penelitian
Dengan dilahirkannya penelitian ini maka tujuan yang
ingin dicapai adalah:
1.
Untuk menganalisis pengaruh
faktor budaya terhadap keputusan pembelian ponsel merek iPhone.
2. Untuk menganalisis pengaruh
faktor sosial terhadap keputusan pembelian ponsel merek iPhone.
3.
Untuk menganalisis pengaruh
faktor pribadi terhadap keputusan pembelian n ponsel merek iPhone.
4. Untuk menganalisis pengaruh
faktor psikologis terhadap keputusan pembelian ponsel merek iPhone.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Dengan adanya
penelitian ini diharapkan bagi perusahaan dapat memberi gambaran mengenai perilaku konsumen dan diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran untuk menentukan
kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan
yang harus dilakukan, guna mempertahankan efisiensi dan kontinuitas perusahaan.
2.
Bagi peneliti
selanjutnya diharapkan penelitian ini dapat membantu menuju kesempurnaan
penelitian.
3.
Bagi penulis, sebagai
salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi.
BAB II
Kerangka Teori
2.1 Kerangka Teori
2.1.1 Pengertian Perilaku
Konsumen
Menurut
Loudon dan Della-Bitta, (1984); dalam Sumarwan (2004;25) bahwa ”perilaku
konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan aktifitas fisik dalam
mengevaluasi, memperoleh, menggunakan, dan menghabiskan barang atau jasa.”
Menurut
Mowen dan Minor (2002:6) perilaku konsumen sebagai studi tentang unit pembelian
dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembangunan
barang, jasa, pengalaman, serta ide-ide.
Pengertian perilaku konsumen seperti diungkapkan
oleh Mowen (2002:6) mengatakan: “Studi tentang unit pembelian (buying unit)
dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan,
barang, jasa, pengalaman serta ide-ide”.
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Perilaku Konsumen Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku
konsumen menurut Simamora (2004:6) :
a. Faktor
budaya
Faktor budaya yang mempunyai pengaruh
paling luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen. Peranannya dimainkan oleh
kultur, sub kultur, dan kelas sosial.
· Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan perilaku seseorang.
· Subkultur merupakan sub-sub yang lebih kecil dari kultur yang memberikan identifikasi dan sosialisi anggotanya yang lebih spesifik. Sub kultur mencakup kebangsaan, agama, kelompok, ras, dan daerah geografis.
· Kelas sosial adalah bagian-bagian yang
relatif homogen dan tetap dalam suatu masyarakat yang tersusun secara hirarkis
dan anggota-anggotanya memiliki tata niat, minat, dan perilaku yang sama.
b. Faktor
sosial
Perilaku seorang konsumen juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, kelurga, serta
peran dan status sosial.
· Kelompok acuan. Kelompok acuan adalah seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku. Kelompok acuan digunakan oleh seseorang sebagai dasar untuk perbandingan atau sebuah referensi dalam membentuk respons afektif dan kognitif dan perilaku. Beberapa kelompok acuan yang terkait dengan konsumen diataranya adalah; kelompok persahabatan (Friendship Groups), kelompok belanja (Shopping Groups), kelompok kerja (Work Groups), kelompok atau masyarakat maya (Virtual Groups or communities) dan kelompok pegiat konsumen (Consumer Action Groups). Beberapa kelompok yang digunakan dalam komunikasi pemasaran: selebriti, ahli atau pakar, orang biasa, para eksekutif dan karyawan, karakter dagang atau juru bicara. (Sumarwan 2004;250).
· Keluarga. Adalah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, dan tinggal bersama. (Engel, Blackwell, dan Minard:1992) dalam Amirullah, (2002:51). Anggota keluarga merupakan kelompok primer yang paling berpengaruh. Orientasi keluarga terdiri dari orang tua, saudara, pasangan dan anak-anaknya.
· Peran dan status. Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok dalam hidupnya seperti keluarga, klub, organisasi. Posisi orang tersebut dalam setiap kelompok dapat didefinisikan sebagai peran dan status.
c. Faktor
pribadi
Keputusan seorang pembeli juga
dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu usia pembeli, dan tahap siklus
hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep
pribadi pembeli.
· Usia dan tahap siklus hidup. Orang-orang pembeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya. Mereka memakan makanan bayi pada tahun-tahun awal, memakan segala jenis makanan pada tahun-tahun pertumbuhan, dan memakan makanan diet pada tahun-tahun berikutnya.
· Pekerjaan. Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya.
· Keadaan ekonomi. Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi pilihan produk. Pemasar yang produknya peka terhadap pendapatan dapat dengan seksama memperhatikan kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan kekayaan. Indikator- tersebut menunjukkan adanya resesi, pemasar dapat mencari jalan untuk menetapkan posisi produknya.
· Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang yang diungkapkan dalam kegiatan, minat, dan pendapat seseorang. Gaya hidup melukiskan ”keseluruhan orang” tersebut yang berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup didefinisikan sebagai pola dimana orang hidup dan menggunakan uang dan waktunya (Engel, dkk, 1995:449 dalam Sumarwan, 2004:56)
· Kepribadian dan konsep pribadi. Setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda. Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan tetap terhadap lingkungannya.
d. Faktor
psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi
lagi oleh empat faktor psikologi utama yaitu; motivasi, persepsi, pengetahuan,
serta kepercayaan dan pendirian.
· Motivasi. Maslow menjelaskan mengapa seseorang didorong oleh kebutuhan tertentu pada waktu tertentu. Menurutnya, kebutuhan manusia tersusun secara berjenjang, mulai dari yang paling banyak menggerakkan sampai yang paling sedikit memberikan dorongan. Pertama-tama orang akan memuaskan kebutuhan yang paling penting dulu, baru memenuhi kebutuhan berikutnya. Berdasarkan urutan kepentingannya, jenjang kebutuhan adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan sendiri muncul karena merasakan ketidaknyamanan (state of tension) antara yang seharusnya dirasakan dan sesungguhnya dirasakan.
· Persepsi. Seseorang yang termotivasi adalah siap untuk bertindak. Bagaimana seseorang benar-banar bertindak dipengaruhi oleh persepsi dia mengenai situasi tersebut. - Pengetahuan. Pengetahuan menjelaskan perubahan dalam perilaku suatu individu yang berasal dari pengalaman.
· Kepercayaan dan sikap pendirian. Melalui bertindak dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan pendirian. Halhal ini kemudian mempengaruhi perilaku pembelian mereka
2.1.2 Proses Keputusan
Membeli
Ada lima tahap yang
dilalui konsumen dalam proses pembelian, yaitu pengenalan masalah, pencarian
informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku purna
pembelian. Model ini menekankan bahwa proses pembelian bermula sebelum
pembelian dan berakibat jauh setelah pembelian. Setiap konsumen tertentu
melewati kelima tahap ini untuk setiap pembelian yang mereka buat. Dalam
pembelian yang lebih rutin, mereka membalik tahap-tahap tersebut.
Menurut (Kotler, 2009:204) ada tahap-tahap yang
dilewati pembeli untuk mencapai keputusan membeli melewati lima tahap, yaitu:
- Pengenalan Masalah. Proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara yang nyata dan yang diinginkan. Kebutuhan ini disebabkan karena adanya rangsangan internal maupun eksternal. Dari pengalaman sebalumnya orang telah belajar bagaimana mengatasi dorongan ini dan dimotivasi ke arah produk yang diketahuinya akan memuaskan dorongan ini.
- Pencarian informasi. Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya mungkin, atau mungkin juga tidak, mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan konsumen kuat dan mungkin produk itu ada di dekatnya, mungkin konsumen akan langsung membelinya. Jika tidak, kebutuhan konsumen ini hanya akan menjadi ingatan saja. Pencarian informasi terdiri dari dua jenis menurut tingkatnya. Yang pertama adalah perhatian yang meningkat, yang ditandai dengan pencarian informasi yang sedang-sedang saja. Kedua, pencarian informasi secara aktif yang dilakukan dengan mencari informasi dari segala sumber.
- Evaluasi alternatif. Konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan terakhir. Pertama, kita melihat bahwa konsumen mempunyai kebutuhan. Konsumen akan mencari manfaat tertentu dan selanjutnya melihat kepada atribut produk. Konsumen akan memberikan bobot yang berbeda untuk setiap atribut produk sesuai dengan kepentingannya. Kemudian konsumen mungkin akan mengembangkan himpunan kepercayaan merek. Konsumen juga dianggap memiliki fungsi utilitas, yaitu bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan produk bervariasi menurut tingkat alternatif tiap ciri. Dan akhirnya konsumen akan tiba pada sikap ke arah alternatif merek melalui prosedur tertentu.
- Keputusan pembelian. Pada tahap evaluasi, konsumen menyusun merek-merek dalam himpunan pilihan serta membentuk niat pembelian. Biasanya ia akan memilih merek yang disukainya. Tetapi ada pula faktor yang mempengaruhi seperti sikap orang lain dan faktor-faktor keadaan yang tidak terduga.
- Perilaku sesudah pembelian Sesudah pembelian terhadap suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidak puasan.
- Kepuasan sesudah pembelian. Konsumen mendasarkan harapannya kepada informasi yang mereka terima tentang produk. Jika kenyataannya yang mereka dapat ternyata berbeda dengan yang diharapkan maka mereka merasa tidak puas. Bila produk tersebut memenuhi harapan, mereka akan merasa puas.
- Tindakan sesudah pembelian. Penjualan perusahaan berasal dari dua kelompok, yaitu pelanggan baru dan pelanggan ulang. Mempertahankan pelanggan yang lama adalah lebih penting daripada menarik pelanggan baru. Oleh karena itu, perusahaan harus memperhatikan kepuasan pelanggan. Jika konsumen merasa puas ia akan memperlihatkan kemungkinan untuk membeli lagi produk tersebut. Sedangkan konsumen yang tidak puas akan melakukan hal yang sebaliknya, bahkan memceritakan ketidak puasannya kepada orang lain di sekitarnya,
Menurut Kotler (2009) faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen dapat diukur melalui: faktor budaya, faktor
sosial, pribadi, dan psikologis. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen akan mendasari variasi hasil proses keputusan konsumen untuk melakukan
pembelian. Untuk lebih memudahkan penelitian dan pembahasan, maka berdasarkan uraian
di atas penulis akan mengemukakan skema yang akan dijadikan sebagai pedoman
dalam penelitian ini. Secara sistematis kerangka berfikir dalam penelitian ini
digambarkan sebagai berikut ;
2.1 Hipotesis
Hipotesis adalah
jawaban sementara dari sebuah rumusan masalah, karena sifatnya masih sementara
maka harus di buktikan secara empiris dengan berbagai metodologi untuk menjawab
suatu hipotesis.
Dari perumusan masalah,
tujuan penelitian, landasan teori dan telah dituangkan dalam kerangka pikir,
maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut: H1. Diduga bahwa faktor budaya berpengaruh terhadap keputusan pembelian ponsel iPhone pada Mahasiswa Universitas Gunadarma Fakultas Ekonomi.
H2. Diduga bahwa faktor sosial berpengaruh terhadap keputusan pembelian ponsel iPhone pada Mahasiswa Universitas Gunadarma Fakultas Ekonomi,
H3 Diduga bahwa faktor pribadi berpengaruh terhadap keputusan pembelian ponsel iPhone pada Mahasiswa Universitas Gunadarma Fakultas Ekonomi.
H4 Diduga bahwa faktor psikologis berpengaruh terhadap keputusan pembelian ponsel iPhone pada Mahasiswa Universitas Gunadarma Fakultas Ekonomi.
H5 Diduga bahwa faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis berpengaruh terhadap keputusan pembelian ponsel iPhone pada Mahasiswa Universitas Gunadarma Fakultas Ekonomi.
BAB
III
Metodologi
Penelitian
3.1 Jenis Metodologi Penelitian
Jenis metodologi penelitian ini adalah metodologi penelitian
kuantitatif. Metodologi penelitian kuantitatif adalah metode ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat menemukan, membuktikan dan
mengembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang tertentu (Sugiyono
: 2004)
3.2 Variabel Penelitian
Menurut
Nazir (2003:126) definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan
kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberi arti, atau
menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut. Sesuai dengan
perumusan masalah yang ada maka dalam penelitian ini menggunakan dua variabel
yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
- Variabel Bebas (Independent Variabel). Varibel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2004:33).
- Variabel Terikat (Dependent Variabel). Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2004:33). Dalam penelitian ini variabel terikat adalah keputusan pembelian konsumen (Y).
3.3
Defenisi Operasional
variabel
Operasional variabel merupakan definisi atau
uraian-uraian yang menjelaskan dari suatu variabel-variabel yang akan diteliti
dan mencakup indikator-indikator yang ada pada masing-masing variabel. Dengan
adanya uraian tersebut maka penulis akan lebih mudah mengukur variabel yang
ada.
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1
Populasi
Menurut Arikunto (2006) populasi adalah keseluruhan
objek penelitian. Dari pengertian
tersebut populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh Mahasiswa Fakultas Ekonomi di Universitas Gunadarma yang
menggunakan ponsel merek iPhone.
3.4.2
Sampel
Sampel adalah objek yang merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi, dimana pengambilan sampel yang dilakukan harus mewakili/representatif dari populasi (Arikunto : 2006).
Sampel adalah objek yang merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi, dimana pengambilan sampel yang dilakukan harus mewakili/representatif dari populasi (Arikunto : 2006).
3.5 Jenis Data dan Sumber
Data
Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian
ini adalah :
a.
Data Primer adalah data
yang didapat dari sumber pertama baik dari individu maupun perorangan yang
diperoleh melalui observasi dan wawancara.
b.
Data Sekunder adalah
data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul
data primer atau pihak-pihak lain. Merupakan data yang diperoleh dari obyek
penelitian.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data merupakan cara yang dipakai dalam mengumpulkan data-data yang
diperoleh dalam rangka pengujian penelitian. Adapun teknik yang dipakai dalam
penelitian ini adalah:
1.
Angket
Untuk
memperoleh sejumlah data tertulis dalam waktu yang relative singkat. Maka
disebarkan angket kepada sampel penelitian (Arikunto, 2006).
2.
Observasi
Observasi
adalah pengamatan/pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada
objek penelitian.
3.7 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, teknik analisis
data yang digunakan adalah sebagai berikut:
3.7.1
Analisis
Deskriptif
a.
Verifikasi Data
Yaitu
memeriksa kembali kuisioner yang telah di isi oleh responden untuk memastikan
apakah semua pertanyaan sudah dijawab dengan lengkap oleh responden.
b.
Menghitung Nilai
Jawaban
Menghitumg
frekwensi dari jawaban yang telah diberikan oleh responden atas setiap item
pertanyaan yang diajukan
c.
Menghitung Rata-rata
Skor Total Item Dengan Mengunakan Rumus
Dimana: SS = Sangat Setuju
S
=
Setuju
CS
= Cukup Setuju
TS
= Tidak Setuju
STS
= Sangat Tidak Setuju
n
= Total Responden
3.1.1
Analis
Inferensial
Analisis
inferensial yaitu sebuah analisis yang digunakan untuk menguji kelayakan data
kuisioner dengan menggunakan tahapan pengujian sebagai berikut:
1.
Uji Validitas
Menurut Arikunto (2006)
validitas mengambarkan bahwa pertanyaan yang digunakan mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur (valid). Uji validitas digunakan untuk
mengukur valid tidaknya suatu instrument pengukuran yang digunakan, artinya
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur.
2.
Uji Reliabilitas
Gujarati
(1997:71) mendefenisikan uji reliabilitas sebagai uji yang digunakan untuk
menbuktikan kehandalan dari item-item pertanyaan yang digunakan. Uji
reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya kekurangan dalam
penggunaannya.
3.
Multiple
Regression/Regresi Berganda
Analisis
regresi berganda berfungsi untuk menganalisis hubungan dan pengaruh antara satu
variabel terikat terhadap dua / lebih variabel bebas. Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui
hubungan sebab akibat dengan menentukan nilai Y (sebagai variabel dependen) dan
untuk menaksir nilai-nilai yang berhubungan dengan X (variabel independen),
dengan kata lain dapat digunakan juga ketika kita ingin mengetahui bagaimana
variabel dependen dapat diprediksikan melalui variabel independen atau predictor,
secara individual (Arikunto : 2006).
4.
Uji Hipotesis
a.
Uji R2
Koefisien determinasi (R2) adalah untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan variabel bebas dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Semakin besar nilai R2
(mendekati satu) semakin baik hasil regresi tersebut karena variabel independen
secara keseluruhan mampu menjelaskan variabel dependen dan sebaliknya semakin
mendekati angka nol berarti semakin buruk hasil regresinya, karena variabel
independen secara keseluruhan tidak mampu menjelaskan variabel dependen
(Ghozali, 2005). Koefisien determinan (R2)
di uji dengan menggunakan statistik pada program SPSS.
b.
Uji F
Uji
F adalah bagian uji statistik
yang digunakan untuk membuktikan pengaruh variable independen terhadap variable
dependen secara serentak (simultan).
Pengujian uji F diuji dengan menggunakan statistik pada program SPSS. Dalam
melakukan estimasi data maka
digunakan tingkat toleransi kesalahan sebesar 5 % (0.05). Kriteria pengujian adalah:
1)
Jika nilai signifikansi
< α maka keputusannya Ho ditolak dan Ha diterima berarti dapat disimpulkan
variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara
simultan.
2)
Jika nilai signifikansi
> α maka keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak, berarti dapat
disimpulkan variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen secara simultan.
c.
Uji t
Untuk
melihat pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat, maka dilakukan uji t. Uji t merupakan
uji statistik yang digunakan untuk melihat sejauh mana pengaruh variabel
independen secara parsial terhadap variabel
dependen maka digunakan uji t. Pengujian uji t diuji dengan menggunakan aplikasi SPSS. Dalam melakukan
estimasi data maka dipergunakan tingkat toleransi kesalahan sebesar 5 %.
Kriteria pengujiannya adalah:
1)
Jika nilai
signilfikansi < α maka keputusannya Ho ditolak dan Ha diterima berarti dapat
disimpulkan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen secara parsial.
2)
Jika nilai signifikansi
> α maka keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak, berarti dapat
disimpulkan variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen secara parsial.
Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1.
Faktor budaya
berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian ponsel merek iPhone
pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma dengan
nilai signifikansi sebesar 0.006. Dari hasil regresi diketahui faktor budaya berpengaruh negatif terhadap
keputusan pembelian ponsel iPhone pada
karyawan Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma sebesar -38.50% dengan asumsi variabel lain yang diteliti
konstant.
2.
Faktor sosial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian ponsel merek iPhone
pada Rumah Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma dengan nilai signifikansi dari variabel sosial adalah
0.484. Dari hasil regresi diketahui
faktor sosial berpengaruh positif terhadap
keputusan pembelian ponsel iPhone pada
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
sebesar 6.7%
dengan asumsi variabel lain yang diteliti konstant.
3.
Faktor pribadi tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian ponsel merek iPhone
pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma dengan
nilai signifikansi dari faktor pribadi adalah 0,208 Dari hasil regresi diketahui faktor pribadi berpengaruh
positif terhadap keputusan pembelian ponsel iPhone pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
sebesar 18.80%
dengan asumsi variabel lain yang diteliti konstant.
4.
Faktor psikologis berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian ponsel merek iPhone
pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma dengan
nilai signifikansi dari faktor psikologis adalah 0.000. Dari hasil regresi
diketahui faktor pribadi berpengaruh positif terhadap
keputusan pembelian ponsel iPhone pada
karyawan Rumah Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Gunadarma sebesar 89.60%
dengan asumsi variabel lain yang diteliti konstant.
Dari hasil yang di
peroleh peneliti ingin menyampaikan beberapa saran sebagai berikut :
1.
Disarankan kepada
perusahaan untuk
selalu melakukan riset terus-menerus untuk mengetahui perkembangan dan
keinginan konsumen terhadap produk yang
ditawarkan, karena dari hasil penelitian yang
telah dilakukan diketahui bahwa faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis
berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen.
2.
Kepada konsumen
diharapkan untuk lebih teliti dalam mengkonsumsi produk, jadikan banyak faktor
serta indikator sebagai penentu dalam memutuskan pembelian.
3.
Untuk penelitian
selanjutnya, disarankan memasukkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi
konsumen dalam keputusan pembelian agar
diperoleh gambaran
yang lebih lengkap lagi sehingga diharapkan hasil penelitian yag akan datang
lebih sempurna dari penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Antara. 2012. Analisis Pada Industri Telepon Selular Di
Indonesia. Diakses dari www.antara.co.id pada tanggal 26 Maret 2012.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan
Praktek). Jakarta : Rineka Cipta.
Detiknet.
2012. Pengguna
BlackBerry di Indonesia. Diakses dari www.detiknet.com pada tanggal 26 Maret 2012.
Endang PW. 2011.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Minyak Goreng
Di Surabaya. Teknik Industri FTI-UPNV. Jatim.
Engel,
et all. 2000. Perilaku Konsumen. Edisi Keenam. Jilid I. Binarupa
Aksara, Jakarta.
Fandy
Tjiptono. 2002. Strategi Pemasaran. Edisi Kedua.
Cetakan Keenam. Penerbit. Andy. Yogyakarta.
Freddy
Rangkuty. 1997. Riset Pemasaran. Cetakan Pertama. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Ghozali,
Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang:
Penerbit Universitas Diponegoro.
Gujarati,
Damodar N. 1997. Dasar-Dasar Ilmu Ekonometrika. Erlangga.
Jakarta.
Handy
Noviyarto. 2010. Pengaruh Perilaku
Konsumen Mobile Internet Terhadap Keputusan Pembelian Paket Layanan Data
Unlimited Internet CDMA di DKI Jakarta. Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana. Jakarta.
Hery
Kurniawan. 2006. Ansalisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian Mie
Instan Merk Sedaap (Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unmer Malang).
Proposal. Universites Merdeka Malang.
Husein
Umar. 2003. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Kotler,
Philip. 2009. Manajemen Pemasaran.
Erlangga. Jakarta.
Lamb,
Charles. W. et. All. 2001. Pemasaran. Buku I Edisi
Pertama. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Mowen.
H. 2002. Perilaku Konsumen. Jilid I. Penerbit. Andi. Yogyakarta.
No comments:
Post a Comment