GAYA
HIDUP
Gaya hidup (Bahasa Inggris: lifestyle) adalah bagian dari
kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah
bergantung zaman atau keinginan seseorang
untuk mengubah gaya hidupnya. Istilah gaya hidup pada awalnya dibuat oleh
psikolog Austria, Alfred Adler, pada tahun 1929. Pengertiannya yang lebih luas,
sebagaimana dipahami pada hari ini, mulai digunakan sejak 1961.
Menurut Kotler
(2002:89) adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam
aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan
“keseluruhan diri seseorang” dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Gaya hidup adalah suatu titik
tempat pertemuan antara kebutuhan ekspresi diri dan harapan kelompok terhadap
seseorang untuk bertindak, yang tertuang dalam norma-norma kepantasan (Hastuti,
2007: 72).
Sehingga dapat
disimpulkan, bahwa gaya hidup adalah pola hidup seseorang dimana terdapat titik
temu antara kebutuhan ekspresi diri dengan harapan suatu kelompok tertentu yang
diekspresikan dlm aktivitas, minat dan opininya. Tak ayal gaya hidup acapkali
dijadikan identitas kelompok. Gaya hidup setiap kelompok akan mempunyai ciri
khas tersendiri. Sehingga, gaya hidup suatu masyarakat berbeda dengan
masyarakat lainnya.
KELAS SOSIAL
Kelas sosial adalah stratifikasi sosial menurut ekonomi (menurut Barger). Ekonomi
dalam hal ini cukup luas yaitu meliputi sisi pendidikan dan pekerjaan karena
pendidikan dan pekerjaan seseorang pada zaman sekarang sangat mempengaruhi
kekayaan / perekonomian individu.
Pengertian kelas
sosial adalah pembagian kelas dalam masyarakat berdasarkan kriteria tertentu,
baik menurut agama, pendidikan, status ekonomi, keturunan dan lain-lain. Setiap
masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu dalam masyarakat yang
bersangkutan dan setiap masyarakat pasti mempunyai atau memiliki sesuatu yang
dihargainya.
Adapun definisi dari kelas sosial menurut para ahli sosiologi ialah :
- Menurut Pitrim A. Sorokin yang dimaksud dengan kelas sosial adalah “Pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas - kelas secara bertingkat (hierarchis). Dimana perwujudannya adalah lapisan-lapisan atau kelas-kelas tinggi, sedang, ataupun kelas-kelas yang rendah ”.
- Menurut Peter Beger mendifinisikan kelas sebagai “a type of stratification in which one’s general position in society is basically determined by economic criteria” seperti yang dirumuskan Max dan Weber, bahwa konsep kelas dikaitkan dengan posisi seseorang dalam masyarakat berdasarkan kriteria ekonomi, maksudnya disini adalah bahwasanya pembedaan kedudukan seseorang dalam masyarakat berdasarkan kriteria ekonomi. Apabila semakin tinggi perekonomian seseorang maka semakin tinggi pula kedudukannya, dan bagi mereka perekonomiannya bagus (berkecukupan) termasuk kategori kelas tinggi (high class), begitu juga sebaliknya bagi mereka yang perekonomiannya cukup bahkan kurang, mereka termasuk kategori kelas menengah (middle class) dan kelas bawah (lower class).
- Jeffries mendefinisikan kelas sosial merupakan “social and economic groups constituted by a coalesence of economic, occupational, and educational bonds”. Maksudnya adalah bahwa konsep kelas melibatkan perpaduan antara ikatan-ikatan. Yang diantaranya adalah ekonomi, pekerjaan dan pendidikan. Yang mana ketiga dimensi tersebut saling berkaitan. Jeffries mengemukakan bahwa ekonomi bukanlah satu-satunya dasar yang dijadikan pedoman untuk mengklasifikasikan adanya kelas sosial, akan tetapi ketiga dimensi diatas mempunyai keterikatan yang erat. Seperti contoh orang yang mempunyai ekonomi yang bagus (kaya) belum tentu mempunyai pendidikan yang bagus (sarjana). Menurut Jeffries pendidikan dan pekerjaan juga merupakan aspek penting dari kelas, karena pendidikan sering menjadi prasyarat untuk seseorang mendapatkan pekerjaan yang layak.
- Bernard Barber mendefinisikan kelas sosial sebagai sebagai himpunan keluarga. Menurutnya, bahwa kedudukan seorang anggota keluarga dalam suatu anggota kelas terkait dengan kedudukan anggota keluarga lain. Bilamana seorang kepala keluarga atau anggota keluarga menduduki suatu status tinggi maka status anggota keluarga yang lain akan mendapatkan status yang tinggi pula. Sebaliknya apabila status kepala keluarga mengalami penurunan maka menurun pula status anggota keluarganya.
Dari beberapa definisi
yang dikemukakan para ahli sosiologi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
kelas sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas
secara bertingkat (hierarchis), yang mana terjadinya pembedaan kelas dalam
masyarakat tersebut didasarkan pada faktor ekonomi, pendidikan, pekerjaan dan
keterkaitan status (jabatan) seorang anggota keluarga dengan status anggota
keluarga yang lain, bilamana jabatan kepala keluarga naik, maka status anggota
keluarga yang lain ikut naik pula.
Faktor-faktor
yangmemepengaruhi kelas sosial terdapat 3 bagian :
- Kekayaan dan penghasilan, diperoleh dari pekerjaan profesional lebih berfungsi daripada penghasilan yang berwujud upah pekerjaan kasar. Sumber dan jenis penghasilan seseorang inilah yang memberi gambaran tentang latar belakang keluarga dan kemungkinan cara hidupnya. Sehingga, uang memang merupakan determinan kelas sosial yang penting, hal tersebut sebagian disebabkan oleh perannya dalam memberikan gambaran tentang latar belakang keluarga dan cara hidup seseorang.
- Pekerjaan, merupakan aspek kelas sosial yang penting, karena begitu banyak segi kehidupan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan. Jika dapat mengetahui jenis pekerjaan seseorang, maka kita bisa menduga tinggi rendahnya pendidikan, standar hidup, teman bergaul, jam bekerja, dan kebiasaan sehari-harinya.
- Pendidikan, hal yang sangat berpengaruh terhadap lahirnya kelas sosial dimasyarakat, hal ini disebabkan karena apabila seseorang mendapatkan pendidikan yang tinggi maka memerlukan biaya dan motivasi yang besar, kemudian jenis dan tinggi-rendahnya pendidikan juga mempengaruhi jenjang kelas sosial.
Klasifikasi Kelas Sosial
Pembagian Kelas Sosial terdiri atas 3
bagian yaitu:
a. Berdasarkan Status Ekonomi.
1)Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi kelas atau golongan:
- Golongan sangat kaya;
- Golongan kaya dan;
- Golongan miskin.
a. Berdasarkan Status Ekonomi.
1)Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi kelas atau golongan:
- Golongan sangat kaya;
- Golongan kaya dan;
- Golongan miskin.
Golongan pertama
|
:
|
merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat. Mereka terdiri dari
pengusaha, tuan tanah dan bangsawan.
|
Golongan kedua
|
:
|
merupakan golongan yang cukup banyak terdapat di dalam masyarakat. Mereka
terdiri dari para pedagang, dsbnya.
|
Golongan ketiga
|
:
|
merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat. Mereka kebanyakan rakyat
biasa.
|
Kelas sosial pertama
|
:
|
keluarga-keluarga yang telah lama kaya.
|
Kelas sosial kedua
|
:
|
belum lama menjadi kaya
|
Kelas sosial ketiga
|
:
|
pengusaha, kaum profesional
|
Kelas sosial keempat
|
:
|
pegawai pemerintah, kaum semi profesional, supervisor,
pengrajin terkemuka
|
Kelas sosial kelima
|
:
|
pekerja tetap (golongan pekerja)
|
Kelas sosial keenam
|
:
|
para pekerja tidak tetap, pengangguran, buruh
musiman, orang bergantung pada tunjangan.
|
4) Dalam masyarakat Eropa dikenal 4 kelas, yakni:
1.
|
Kelas puncak (top class)
|
2.
|
Kelas menengah berpendidikan (academic middle class)
Kelas menengah ekonomi (economic middle class) |
3.
|
Kelas pekerja (workmen dan Formensclass)
|
4.
|
Kelas bawah (underdog class)
|
b.Berdasarkan Status Sosial
Kelas
sosial timbul karena adanya perbedaan dalam penghormatan dan status sosialnya.
Misalnya, seorang anggota masyarakat dipandang terhormat karena memiliki status
sosial yang tinggi, dan seorang anggota masyarakat dipandang rendah karena
memiliki status sosial yang rendah.
Contoh
:
Pada masyarakat Bali, masyarakatnya dibagi dalam empat kasta, yakni Brahmana, Satria, Waisya dan Sudra. Ketiga kasta pertama disebut Triwangsa. Kasta keempat disebut Jaba. Sebagai tanda pengenalannya dapat kita temukan dari gelar seseorang. Gelar Ida Bagus dipakai oleh kasta Brahmana, gelar cokorda, Dewa, Ngakan dipakai oleh kasta Satria. Gelar Bagus, I Gusti dan Gusti dipakai oleh kasta Waisya, sedangkan gelar Pande, Khon, Pasek dipakai oleh kasta Sudra.
Pada masyarakat Bali, masyarakatnya dibagi dalam empat kasta, yakni Brahmana, Satria, Waisya dan Sudra. Ketiga kasta pertama disebut Triwangsa. Kasta keempat disebut Jaba. Sebagai tanda pengenalannya dapat kita temukan dari gelar seseorang. Gelar Ida Bagus dipakai oleh kasta Brahmana, gelar cokorda, Dewa, Ngakan dipakai oleh kasta Satria. Gelar Bagus, I Gusti dan Gusti dipakai oleh kasta Waisya, sedangkan gelar Pande, Khon, Pasek dipakai oleh kasta Sudra.
STATUS SOSIAL
Status sosial adalah suatu kedudukan sosial seseorang di
masyarakat yang dapat diperoleh dengan sendirinya (otomatis) melalui usaha
ataupun karena pemberian. Interaksi sosial akan mendorong individu untuk dapat
mencapai status sosial yang lebih tinggi. Status sosial yang lebih tinggi akan
berpengaruh pula pada sikap dan rasa penghargaan yang tinggi dari masyarakat.
Oleh karena itu, setiap orang akan berusaha untuk mencapai status sosial yang
lebih tinggi.
Sebagai contoh, seorang pejabat tentunya memiliki ruang lingkup interaksi yang lebih luas dan bervariatif bila dibandingkan dengan seorang petani. Pejabat akan berinteraksi dengan banyak orang dan dari berbagai status dan latar belakang yang berbeda-beda, mulai dari masyarakat biasa, pengusaha, politikus, teknokrat, akademis, dan sebagainya yang berkaitan dengan tugas dan fungsinya. Lain halnya dengan petani, dalam kesehariannya ia hanya berinteraksi dengan sedikit orang yang status dan latar belakangnya juga tidak jauh bebeda dengan dirinya.
Sebagai contoh, seorang pejabat tentunya memiliki ruang lingkup interaksi yang lebih luas dan bervariatif bila dibandingkan dengan seorang petani. Pejabat akan berinteraksi dengan banyak orang dan dari berbagai status dan latar belakang yang berbeda-beda, mulai dari masyarakat biasa, pengusaha, politikus, teknokrat, akademis, dan sebagainya yang berkaitan dengan tugas dan fungsinya. Lain halnya dengan petani, dalam kesehariannya ia hanya berinteraksi dengan sedikit orang yang status dan latar belakangnya juga tidak jauh bebeda dengan dirinya.
1. Macam-Macam
Status Sosial
Beberapa macam status sosial yaitu:
a. Ascribed
status
Ascribed status, yaitu status sosial yang diperoleh dengan sendirinya atau
otomatis akan didapatkan karena faktor keturunan. Status yang diperoleh
memungkinkan orang untuk bersikap pasif. Seseorang dapat memiliki status ini
tanpa harus berjuang ataupun melakukan usaha apa pun. Contohnya anak seorang
bangsawan akan menjadi bangsawan pula dan mendapatkan kehormatan dari
masyarakat karena status sosial yang diwariskan dan yang dimiliki oleh orang
tuanya.
b. Achieved
status
Achieved status, yaitu status
yang diperoleh melalui usaha yang disengaja terlebih dahulu. Untuk memperoleh
status ini harus melalui perjuangan yang panjang dengan memerlukan pengorbanan
dan lebih bersifat terbuka bagi siapa saja, tergantung dari kemampuan
masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya. Hampir semua
status yang dimiliki oleh seseorang di masyarakat harus diperjuangkan terlebih
dahulu dalam meraihnya. Contohnya untuk menjadi sarjana harus melalui perjuangan
terlebih dahulu. Seorang sarjana akan berjuang dengan keras untuk memperoleh
gelar akademisnya. Tingkatan pendidikan dalam masa yang panjang harus dilalui
untuk mencapainya yang juga memerlukan pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, dan
biaya.
c. Assigned status
Assigned status, yaitu status
yang diberikan oleh masyarakat sebagai tanda penghargaan atas jasanya. Pada
dasarnya status yang diperoleh adalah akibat dari status yang telah
diperolehnya terlebih dahulu. Contohnya seorang pahlawan yang dihargai oleh
masyarakat atas jasa perjuangannya. Untuk menjadi seorang yang disebut pahlawan
tentu ia harus berjuang mencapai statusnya dengan semua pengorbanan, baik jiwa
maupun raga.
Pada masyarakat terdapat jenjang (stratifikasi sosial) yang
merupakan penggolongan seseorang sesuai dengan status sosialnya. Penggolongan
tersebut apabila didasari oleh kriteria ekonomi disebut kelas sosial. Kelas
sosial ini terbagi atas kelas sosial atas, menengah, dan bawah. Pada umumnya
istilah kelas sosial lebih menunjukkan pada kelompok kelas sosial atas. Mereka
merupakan golongan orang-orang yang kaya dan bergengsi. Mereka bangga dengan
status sosial yang disandangnya. Semakin tinggi kelas sosialnya, maka akan
semakin tinggi pula prestise (gengsi) yang dimilikinya. Oleh karena itu, mereka
membentuk ciri tertentu agar tampak berbeda dengan kelas sosial yang lain.
Ciri-ciri tersebut merupakan kebanggaan bagi pemiliknya. Ciri-ciri atau tanda
tertentu yang dapat menunjukkan kelas sosial disebut simbol status.
Beberapa simbol status masyarakat kelas atas, yaitu:
a. Tempat
tinggal
Kelas sosial atas biasanya tinggal di perumahan elite yang mewah
dan memiliki prestise tinggi. Orang yang tinggal di perumahan mewah menunjukkan
bahwa ia adalah kelompok orang kaya. Perumahan yang mewah dengan semua
fasilitasnya akan memberikan kebanggaan bagi pemiliknya. Dengan melihat tempat
tinggalnya, orang sudah dapat menilai kelas sosial seseorang.
b. Kekayaan
Kekayaan menjadi unsur utama yang sering ditonjolkan seperti mobil
mewah, perhiasan, dan sebagainya. Kekayaan menjadi bagian terpenting dalam
kelompok sosial karena dianggap sebagai simbol kesuksesan. Mobil mewah seperti
merk jaguar sangat langka di Indonesia karena harganya yang mahal dan jumlahnya
yang terbatas. Mobil ini memberi kebanggaan tersendiri bagi orang yang memiliki
dan memakainya.
c. Penghasilan
Pada umumnya kelas sosial atas memiliki penghasilan yang tinggi.
Mereka pada umumnya para eksekutif yang bekerja dalam bidang pekerjaan tertentu
dan menjadi orang yang sukses. Ada hubungan yang erat antara penghasilan dengan
jenis pekerjaan. Kelompok sosial atas mempunyai pekerjaan yang elite dengan
penghasilan yang tinggi.
d. Pakaian
Pakaian yang digunakan oleh kelompok sosial atas adalah pakaian
yang bagus dan mahal. Mereka bangga mengenakan pakaian produksi luar negeri
seperti baju buatan Italia, parfum dari Prancis, dan sebagainya.
e. Kegemaran
Kegemaran atau hobi kelompok sosial atas adalah kegiatan-kegiatan
yang memerlukan biaya yang besar, seperti shopping ke
luar negeri, olahraga golf, dan sebagainya. Setiap orang mempunyai jenis
kegemaran tertentu. Ada kegiatan tertentu yang dapat dilakukan oleh orang umum,
tetapi juga menjadi status simbol kelas sosial atas, misalnya memancing.
Memancing merupakan kegemaran dari setiap orang tanpa batas kelas sosial.
Tetapi memancing menjadi hobby elit
ketika dilakukan oleh golongan kelas sosial atas. Mereka memancing Blue Marlyn di laut lepas dengan
menggunakan kapal pesiar mewah.
NILAI SOSIAL
Nilai Sosial adalah
segala sesuatu yang dianggap berharga oleh masyarakat. Pengertian nilai sosial
juga merupakan anggapan masyarakat tentang sesuatu yang diharapkan, indah, dan
benar.
Jenis-jenis nilai sosial
menurut Prof Dr.Notonagoro adalah sebagai berikut :
- Nilai material adalah nilai yang meliputi berbagai konsepsi mengenai segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia. Salah satu contoh nilai materialadalah sandang dan pangan.
- Nilai vital adalah nilai yang meliputi berbagai konsepsi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang berguna bagi manusia dalam melaksanakan berbagai aktivitas. Salah satu contoh nilai vital adalah buku pelajaran yang berguna bagi siswa saat belajar.
- Nilai kerohanian adalah nilai yang meliputi berbagai konsepsi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan rohani manusia. Salah satu contoh nilai kerohanian adalah beribadah.
Nilai kerohanian
dibedakan lagi menjadi 4 macam yaitu :
- Nilai kebenaran (kenyataan) yang bersumber dari unsur akal manusia (ratio, budi, cipta). Contoh nilai kebenaran: Bumi itu bentuknya bulat, garam rasanya asin, gula rasanya manis, matahari adalah bintang, manusia bernapas dengan oksigen, dll.
- Nilai keindahan, yang bersumber dari unsur rasa manusia (perasaan, estetis). Contoh: Tari-tarian, lukisan, patung, perhiasan, dll.
- Nilai moral (kebaikan) yang bersumber dari unsur kehendak atau kemauan (karsa, etika). Contoh: norma dalam masyarakat, larangan, aturan, adat istiadat, dll.
- Nilai religious yang merupakan nilai ketuhanan, kerohanian yang tertinggi dan mutlak. Contoh: Ritual-ritual keagamaan.
Selain itu, ada juga
nilai sosial yang dilihat dari sifat, ciri, dan tingkat keberadaannya. Berikut
adalah jenis-jenis nilai sosial dilihat dari sifatnya :
- Nilai Kepribadian adalah nilai-nilai yang membentuk kepribadian (karakter) seseorang. Contoh nilai kepribadian adalah lingkungan, emosi, kreativitas, gagasan, ide, dll.
- Nilai kebendaan adalah nilai yang dapat diukur dari kegunaannya sehari-hari. Contoh nilai kebendaan adalah meja, alat tulis, dll.
- Nilai biologis adalah nilai yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Contoh nilai biologis adalah olahraga dan menjaga kesehatan.
- Nilai hukum adalah nilai yang harus dipatuhi oleh setiap orang tanpa kecuali Contoh nilai hukum adalah undang-undang, pidana, dan perdata.
- Nilai pengetahuan adalah nilai yang didapat dari pengalaman atau proses belajar. Contoh nilai pengetahuan adalah ilmu dan buku pengetahuan.
- Nilai agama adalah nilai yang erat hubungannya dengan ketuhanan. Nilai ini disesuaikan dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. Contoh nilai agama adalah kitab suci, cara beribadah, dan upacara adat.
- Nilai keindahan adalah nilai yang mencerminkan estetika dan kebudayaan. Contoh nilai keindahan adalah lukisan, tarian, patung, perhiasan, dekorasi, dll.
Berikut adalah
jenis-jenis nilai sosial berdasarkan cirinya:
- Nilai yang tercernakan atau mendarah daging adalah nilai yang telah mendarah daging dalam manusia menjadi kepribadian dan naluri. Contohnya adalah rasa ingin menolong.
- Nilai dominan adalah nilai yang dianggap lebih penting dibandingkan nilai-nilai yang lain. Banyak faktor yang menjadikan nilai tersebut dominan seperti jumlah penganut, usia, dan kedudukan nilai tersebut.
Berikut adalah
jenis-jenis nilai sosial berdasarkan tingkat keberadaannya:
- Nilai yang berdiri sendiri adalah nilai yang sudah ada di dalam manusia atau suatu hal sejak pertama kali diciptakan. Contohnya emas yang berkilau, manusia yang tampan atau cantik, dan pemandangan yang asri.
- Nilai yang tidak berdiri sendiri adalah nilai yang diperoleh manusia atau suatu hal karena usaha atau bantuan dari pihak lain. Contohnya kepandaian, keterampilan, dan keindahan pada suatu hasil kerajinan.
BUDAYA
Pengertian
dari budaya itu sendiri adalah hasil akal dan budi manusia yang
dilestarikan secara turun temurun dan berkembang sehingga hasil tersebut masih
bisa dirasakan sampai sekarang dari generasi ke generasi berikutnya. Budaya
adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan
luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial
manusia.
Budaya atau kebudayaan berasal
dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal
yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris,
kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere,
yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah
atau bertani. Kata culturejuga kadang diterjemahkan sebagai
"kultur" dalam bahasa Indonesia.
Menurut
para ahli, pengertian kebudayaan adalah sebagai berikut :
- Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
- Menurut Edward Burnett Taylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
- Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Jadi kesimpulannya bahwa nilai budaya adalah suatu bentuk konsepsi umum yang dijadikan pedoman dan petunjuk di dalam bertingkah laku baik secara individual, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan tentang baik buruk, benar salah, patut atau tidak patut.
Pada
dasarnya, sistem nilai budaya ini merupakan rangkaian dari
konsep-konsep abstrak yang hidup dalam masyarakat, mengenai apa yang dianggap
penting dan berharga, tetapi juga mengenai apa yang dianggap remeh dan tidak
berharga dalam hidup. Sistem nilai budaya ini menjado pedoman dan pendorong
perilaku manusia dalam hidup yang memanifestasi kongkritnya terlihat dalam tata
kelakuan. Dari sistem nilai budaya termasuk norma dan sikap yang dalam bentuk
abstrak tercermin dalam cara berfikir dan dalam bentuk konkrit terlihat dalam
bentuk pola perilaku anggota-anggota suatu masyarakat.
Adapun
nilai-nilai budaya yang diterapkan di Indonesia, misal dengan menerapkan
nilai-nilai budaya berdasarkan nilai pancasila, yaitu nilai Ketuhanan, nilai
kerakyatan, nilai persatuan, nilai kemusyawaratan, dan nilai keadilan.
Nilai-nilai ini, dapat menimbulkan karakteristik Indonesia yang kental akan
budaya demokrasinya. Sebelumnya, karakteristik secara etimologis
berasal dari bahasa Inggris, yaitu berasal dari kata character.
Arti character sendiri adalah watak, sifat, dan peran. Karakter bisa
diartikan sebagai suatu sifat ataupun cirri-ciri yang khusus (yang membedakannya
dengan yang lain). Characteristic adalah sifat yang khas, yaitu
sebuah keistimewaan atau ciri kahas yang membantu dalam mengenal seseuatu,
memisahkannya dengan yang lain, atau mendeskripsikan secara jelas dan nyata;
sebuah tanda yang berbeda.
Jadi
jika kita gabungkan pada suatu aspek budaya, karakteristik kebudayaan adalah
sesuatu yang dapat dipelajari, dapat ditukar dan dapat berubah, itu terjadi
‘hanya jika’ ada jaringan interaksi antarmanusia dalam bentuk komunikasi
antarpribadi maupun antarkelompok budaya yang terus menerus. Dalam hal ini,
seperti yang dikatakan oleh Edward T. Hall, budaya adalah komunikasi;
komunikasi adalah budaya. Jika kebudayaan diartikan sebagai sebuah kompleksitas
total dari seluruh pikiran, perasaan, dan perbuatan manusia, maka untuk
mendapatkannya dibutuhkan sebuah usaha yang selalu berurusan dengan orang lain.
Karaktersitik
dari kebudayaan membentuk perilaku – perilaku komunikasi yang khusus, yang
tampil dalam konsep subkultur. Subkultur adalah kebudayaan yang hanya berlaku
bagi anggota sebuah komunitas dalam satu kebudayaan makro. Sebagai contoh para
homosex atau lesbi mempunyai kebudayaan khusus, apakah itu dari segi pakaian,
makanan, istilah, atau bahasa yang digunakan sehari-hari.
SUMBER :
http://www.pengertianpakar.com/2015/09/pengertian-budaya-unsur-dan-ciri-cirinya.html